Jogja Walking Tour Sebagai Alternatif Berwisata Kaum Muda (Analisis Interaksi Sosial Berdasarkan Perspektif Herbert Blumer)

Tren walking tour telah menjadi bisnis kreatif dengan minat khusus di beberapa kawasan tujuan untuk mengajak para pelakunya kembali memahami dinamika di masa lampau. Tulisan ini bertujuan menganalisis interaksi sosial dalam kegiatan Jogja Walking Tour sebagai alternatif berwisatanya kaum muda berdas...

Celý popis

Uložené v:
Podrobná bibliografia
Vydané v:Scriptura Ročník 14; číslo 1; s. 14 - 24
Hlavný autor: Ningrum, Dyaloka Puspita
Médium: Journal Article
Jazyk:English
Vydavateľské údaje: 31.07.2024
ISSN:1978-385X, 2655-4968
On-line prístup:Získať plný text
Tagy: Pridať tag
Žiadne tagy, Buďte prvý, kto otaguje tento záznam!
Popis
Shrnutí:Tren walking tour telah menjadi bisnis kreatif dengan minat khusus di beberapa kawasan tujuan untuk mengajak para pelakunya kembali memahami dinamika di masa lampau. Tulisan ini bertujuan menganalisis interaksi sosial dalam kegiatan Jogja Walking Tour sebagai alternatif berwisatanya kaum muda berdasarkan teori Interaksional Simbolik-nya Herbert Blumer dengan 3 premis pemikiran. Menggunakan metode penelitian kualitatif pada pendekatan fenomenologi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Jogja Walking Tour tidak lepas dari daya tarik seorang story teller yang cukup informatif. Semangat walking tour dapat dijadikan model pembelajaran bagi wisatawan untuk kian mengenal lokalitas dan keanekaragaman kebudayaan tertentu di suatu masyarakat. Menelusuri aktivitas Jogja Walking Tour sebagai salah satu cara baru berwisata publik, nampaknya terus mewarnai media digital dengan sejumlah interaksi sosial para pelakunya yang sudah saling terkoneksi. Hal tersebut tentu saja sejalan dengan Perspektif-nya Herbert Blumer terkait analisis perilaku individu dengan individu yang lain dalam kelompok kecil yang bahkan dalam aktivitas walking tour interaksi itu sendiri dapat digambarkan antara “wisatawan” dengan sesamanya ataupun antara “wisatawan” dengan “penduduk setempat” yang proses komunikasinya pun terus dikembangkan selama perjalanan berlangsung. Sehingga diharapkan adanya sumbangsi dari pemerintah yang tidak hanya berfokus pada kemajuan infrastruktur pariwisatanya saja, juga dapat memfasilitasi hadirnya berbagai komunitas lokal yang dapat menggerakan industri wisata kedaerahan.
ISSN:1978-385X
2655-4968
DOI:10.9744/scriptura.14.1.14-24