Artikulasi Sufistik Ayat-Ayat Eskatologi: Analisis Pemaknaan Metaforis al-Simnānī
Penelitian ini berisi tentang ayat-ayat amthāl dalam al-Qur’an yang berfokus pada ayat eskatologis. Ayat-ayat eskatologis yang bagi sebagian orang bersikap skeptis karena belum terjadi kebenarannya dengan fakta dan fenomena, berbekal dari sebuah informasi di dalam al-Qur’an yang selalu mempunyai sis...
Gespeichert in:
| Veröffentlicht in: | Jurnal Semiotika-Q Jg. 5; H. 1; S. 111 - 139 |
|---|---|
| 1. Verfasser: | |
| Format: | Journal Article |
| Sprache: | Arabisch Indonesisch |
| Veröffentlicht: |
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
21.04.2025
|
| Schlagworte: | |
| ISSN: | 2809-6401, 2809-0500 |
| Online-Zugang: | Volltext |
| Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
| Zusammenfassung: | Penelitian ini berisi tentang ayat-ayat amthāl dalam al-Qur’an yang berfokus pada ayat eskatologis. Ayat-ayat eskatologis yang bagi sebagian orang bersikap skeptis karena belum terjadi kebenarannya dengan fakta dan fenomena, berbekal dari sebuah informasi di dalam al-Qur’an yang selalu mempunyai sisi keindahannya. Hal ini berangkat dari memahami ayat Qur’an yang menggunakan bahasa pemisalan untuk mengungkap sisi lain makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan penelitian library research. Pendekatan amthāl yang digunakan adalah salah satu dari sebuah bab pendekatan dalam Ulumul Qur’an, yaitu hakikat yang mengungkapkan makna dan tujuan tertentu, sebuah permisalan yang menampilkan makna-makna agar lebih konkrit dalam menggambarkan makna amthāl Qur’an. Sejalan dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis artikulasi sufistik ayat-ayat eskatologi dengan tinjauan seorang tokoh sufi pada abad 13 hingga 14 dan hidup pada masa Dinasti Mongol, yaitu al-Simnānī. Hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa ayat-ayat amthāl sejatinya memang mengungkapkan makna ayat Qur’an yang masih abstrak atau non-tekstualis dengan sebuah pemisalan lain yang berhubungan. Metafora yang digunakan dalam tafsir al-Simnānī dalam memaknai ayat amthāl dalam al-Qur’an sangatlah indah dan rumit karena membutuhkan pemahaman yang berawal dari mengetahui lapisan lata’if yang digagas oleh al-Simnānī. Ayat-ayat amthāl yang bertema eskatologis jika didekati dengan nuansa corak sufi al-Simnānī, maka akan menghasilkan sebuah pemahaman seperti hari kiamat. Oleh karena itu, hari kiamat yang dimaksud adalah hari kiamat yang terjadi pada diri manusia itu sendiri, bukan hari kiamat yang seperti dibayangkan akan terjadi nanti di akhir kehidupan seluruh makhluk di dunia.
Penelitian ini berisi tentang ayat-ayat amthāl dalam al-Qur’an yang berfokus pada ayat eskatologis. Ayat-ayat eskatologis yang bagi sebagian orang bersikap skeptis karena belum terjadi kebenarannya dengan fakta dan fenomena, berbekal dari sebuah informasi di dalam al-Qur’an yang selalu mempunyai sisi keindahannya. Hal ini berangkat dari memahami ayat Qur’an yang menggunakan bahasa pemisalan untuk mengungkap sisi lain makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan penelitian library research. Pendekatan amthāl yang digunakan adalah salah satu dari sebuah bab pendekatan dalam Ulumul Qur’an, yaitu hakikat yang mengungkapkan makna dan tujuan tertentu, sebuah permisalan yang menampilkan makna-makna agar lebih konkrit dalam menggambarkan makna amthāl Qur’an. Sejalan dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis artikulasi sufistik ayat-ayat eskatologi dengan tinjauan seorang tokoh sufi pada abad 13 hingga 14 dan hidup pada masa Dinasti Mongol, yaitu al-Simnānī. Hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa ayat-ayat amthāl sejatinya memang mengungkapkan makna ayat Qur’an yang masih abstrak atau non-tekstualis dengan sebuah pemisalan lain yang berhubungan. Metafora yang digunakan dalam tafsir al-Simnānī dalam memaknai ayat amthāl dalam al-Qur’an sangatlah indah dan rumit karena membutuhkan pemahaman yang berawal dari mengetahui lapisan lata’if yang digagas oleh al-Simnānī. Ayat-ayat amthāl yang bertema eskatologis jika didekati dengan nuansa corak sufi al-Simnānī, maka akan menghasilkan sebuah pemahaman seperti hari kiamat. Oleh karena itu, hari kiamat yang dimaksud adalah hari kiamat yang terjadi pada diri manusia itu sendiri, bukan hari kiamat yang seperti dibayangkan akan terjadi nanti di akhir kehidupan seluruh makhluk di dunia. |
|---|---|
| ISSN: | 2809-6401 2809-0500 |
| DOI: | 10.19109/jsq.v5i1.25360 |