Perspektif Politik tentang Perjanjian Hudaibiyah dalam Tafsir Fi Zhilal al-Qur'an

Penelitian ini membahas pandangan Sayyid Qutub tentang Perjanjian Hudaibiyah dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur'an dari perspektif politik Islam. Perjanjian yang terjadi pada tahun keenam Hijriyah menjadi tonggak perubahan strategi dakwah Islam secara damai. Sayyid Qutub menganggapnya sebagai kemena...

Celý popis

Uložené v:
Podrobná bibliografia
Vydané v:Jurnal Semiotika-Q Ročník 5; číslo 1; s. 90 - 110
Hlavní autori: Khoirul Fitri, Septiawadi Kari Mukmin, Ahmad Muttaqin
Médium: Journal Article
Jazyk:Arabic
Indonesian
Vydavateľské údaje: Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam 21.04.2025
Predmet:
ISSN:2809-6401, 2809-0500
On-line prístup:Získať plný text
Tagy: Pridať tag
Žiadne tagy, Buďte prvý, kto otaguje tento záznam!
Popis
Shrnutí:Penelitian ini membahas pandangan Sayyid Qutub tentang Perjanjian Hudaibiyah dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur'an dari perspektif politik Islam. Perjanjian yang terjadi pada tahun keenam Hijriyah menjadi tonggak perubahan strategi dakwah Islam secara damai. Sayyid Qutub menganggapnya sebagai kemenangan melalui diplomasi, meskipun tampak merugikan pada awalnya. Keputusan Nabi Muhammad untuk menerima syarat-syarat tersebut dipandang sebagai langkah strategis demi manfaat jangka panjang. Menurut Qutub, Perjanjian Hudaibiyah memiliki dampak besar pada perkembangan Islam secara politik dan sosial, membuka jalan bagi dakwah tanpa konflik, serta mencerminkan kematangan politik Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dengan Fi Zhilal al-Qur’an sebagai sumber utama, dan didukung beberapa literatur sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qutub melihat Perjanjian Hudaibiyah sebagai bukti kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW dan kemenangan sejati Islam melalui diplomasi. Makna ini menegaskan bahwa kekuatan Islam terletak pada diplomasi dan toleransi, bukan semata-mata pada kekuatan militer. Panelitian ini berkontribusi memperkaya kajian politik Islam dan memberikan pedoman bagi umat dalam menghadapi tantangan modern dengan pendekatan yang damai dan konstruktif. Penelitian ini membahas pandangan Sayyid Qutub tentang Perjanjian Hudaibiyah dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur'an dari perspektif politik Islam. Perjanjian yang terjadi pada tahun keenam Hijriyah menjadi tonggak perubahan strategi dakwah Islam secara damai. Sayyid Qutub menganggapnya sebagai kemenangan melalui diplomasi, meskipun tampak merugikan pada awalnya. Keputusan Nabi Muhammad untuk menerima syarat-syarat tersebut dipandang sebagai langkah strategis demi manfaat jangka panjang. Menurut Qutub, Perjanjian Hudaibiyah memiliki dampak besar pada perkembangan Islam secara politik dan sosial, membuka jalan bagi dakwah tanpa konflik, serta mencerminkan kematangan politik Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dengan Fi Zhilal al-Qur’an sebagai sumber utama, dan didukung beberapa literatur sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qutub melihat Perjanjian Hudaibiyah sebagai bukti kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW dan kemenangan sejati Islam melalui diplomasi. Makna ini menegaskan bahwa kekuatan Islam terletak pada diplomasi dan toleransi, bukan semata-mata pada kekuatan militer. Panelitian ini berkontribusi memperkaya kajian politik Islam dan memberikan pedoman bagi umat dalam menghadapi tantangan modern dengan pendekatan yang damai dan konstruktif.
ISSN:2809-6401
2809-0500
DOI:10.19109/jsq.v5i1.25827